Warna Pemasaran Bisnis
Bagi penulis sebagai pemula, ketika mengawali usaha. Tidak pernah terpikir untuk meletakan usaha atau bisnis sebagai refleksi dari prilaku penulis. Dalam artikel pendek berjudul Warna Pemasaran Bisnis ini penulis ingin sedikit memaparkan pengalaman subjektif sebagai orientasi serta refleksi. Dalam perjalanan membangun bisnis, begitu banyak wajah bisnis yang kita pikir tidak relevan, dan ini adalaha area profesional serta tidak ada hubungannnya dengan prilaku pendiri atau pengelola. Maka ini adalah kesimpulan yang salah. Mungkin ada beberapa pertentangan, dalam diskusi tentang bisnis dan arah bisnis serta motiv bisnis. Tapi penulis ingin menulis, pendeknya pengalaman penulis dan semakin jelasnya wajah bisnis sebagai bentuk dari wajah pemiliknya. Tidak akan berbeda atau bertentangan. Atau wajah bisnis bisa lebih dipahami sebagai reflesi prilaku foundernya, dalam membentuk masa depan bisnis tersebut. Karena jika bertentangan maka akan terjadi mental paradox yang membuat internal perusahaan akan menjadi dasar konflik tertutup dalam proses pengambilan keputusan. Dan model prilaku inilah yang membimbing founder menemukan belahan hatinya atau mitra bisnisnya yang bisa bertahan dan menjadi teman dalam membangun bisnis ke depan.
Model Mental atau Prilaku
Warna Pemasaran Bisnis sangat ditentukan dengan model mental atau prilaku seorang founder. Ketika kita mengatkan dan bersikeras, bahwa pemasaran adalah bentuk lain dari bidang pemasarannya dan tidak ada hubungnya dengan founder. Maka penulis merasa tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Karena pengalaman dari menjalankan dan bertemu dengan para pelaku usaha mulai yang baru memulai usahanya sebagai dalam tahap yang awal atau yang sudah berjalan bertahun-tahun sehingga bisnisnya sudah mencapai titik remaja atau dewasa. Kenapa statement ini menjadi dasar dari menilai bisnis.
Karena jika seorang founder adalah orang yang menilai bahwa dirinya lebih bernilai dari pada orang lain. Anda akan melihat bisnis yang secara egois berpikir hanya untuk kepentingan bisnisnya, dan mengabaikan konsumen sebagai peneima manfa’at. Sehingga argumen ini bisa dikatakan sebagai landasan mengatakan Warna Pemasaran Bisnis. Dimana konsep mengikuti praktik. Dan sebaliknya praktik merefleksikan konsep. Lalu apa gunanya kita memahami bahwa prilaku founder adalah wajah dari bisnisnya, penting untuk mengatakan ini karena semakin founder yang secara nilai percaya pada kesempurnaan layanan akan memilih pada kualitas produk yang mengarah pada edukasi konsumen untuk cerdas, dan menghindari memanipulasi konsumen melalaui persaan mereka. Dengan menggunakan sosial media sebagai alat. Bagaimana menurut pembaca?.