Memasarkan Sekolah
Artikel Memasarkan Sekolah adalah sebuah refleksi dari bagaimana sebuah sekolah bisa menjadi pemenang dalam persaingan digital sa’at ini. Dari sisi kenyataan dan kurikulum apa yang akan membedakan sekolah satu dengan yang lainnya. Sehingga seorang siswa memutuskan untuk masuk sekolah A atau mencoba mendaftar sekolah B. Sebagian orang tua akan menjawab kwalitas. Lalu apakah jawaban dari sebagian orang tua akan berhenti pada level tersebut. Tidak tentunya, akan kita teruskan pada, jika sekolah memang berkualitas unggul, apakah orang tua bersedia mengeluarkan biaya berapapun untuk berinvestasi pada anak mereka? bisa jadi iya bisa jadi tidak.
Kenapa karena orang tua juga manusia, memilki keyakinan dan memilki batasan. Sebuah dialektika dasar ketika anda kepala sekolah mesti memutuskan menggunakan teknologi untuk memasarkan sekolah anda. Sehingga masuk dalam listing atau pilihan orang tua. Dan ini tidak mudah. Dengan berbagai persaingan yang sudah hadir pada pasar. Tidak semua sekolah dan orang tua bisa menempatkan diri. Bahkan ketika anda seorang marketing dan pemasar. Maka sudah bisa kita pastikan memasarkan sekolah tidak sesederhana anda memasarkan produk kacang sukro, dengan sedikit menambah label rendah gula dan sehat, tentu tidak begitu.
Kesalahan Marketing Sekolah
Kesalahan fatal yang diulang dan dilakukan oleh sekolah adalah memberikan mandat pada pekerja pemasar yang tidak memiliki keterikatan kuat pada sebuah model bisnis. Jangankan begitu, bahkan sekolahpun akan kesulitan memasarkan produk dan jasa mereka karena kekuatan dari produk mereka sendiri tidak teruji. Selain itu panduan untuk berjualan didasarkan pada dasar dasar penjualah yang mengarahkan orang tua untuk mendorong anak anak mereka bersekolah pada tempat lain. Atau mendaftarkan diri kesekolah pesaing. Kenapa hal ini terjadi, karena marketing sekolah sering lebih menjadi sales bukan sebagai agen pembawa perubahan. Dan cenderung berorientasi uang kita bandingkan berorientasi kepentingan orang tua. Sehingga sekolah mungkin hanya akan mendapatkan anak didik yang orang tua nya beruang tapi terlalu sering mesti mengatasi masalah kelakuan anak yang manja. Lebih banyak berusaha menenangkan anak yang tidak bisa atau dari hanya sekedar memberikan kesempatan kepada anak yang memiliki prestasi.
Sehingga apa yang menjadi tumpuan para pemasar sekolah mesti kita koreksi. Dan mesti diorientasi ulang, selain orang tua sebagai calon konsumen juga mesti diedukasi untuk kepentingan bagaimana kami (sekolah) menjadi mitra orang tua mendukung tujuan orang tua serta mewujudkan mimpi orang tua kepada anak anak mereka. Masih yakin dengan tim anda?.
[…] Solusi Mudah Bagi Komunitas […]
[…] Solusi Kantor dan Pasar […]
[…] Solusi Kesulitan Investasi […]
[…] Mengukur diri […]
[…] Merasa dikhianati […]
[…] Polarisasi Penyakit […]