Marketing gak Penting
Jika anda dalam keadaan tertekan dan kebigugan menumbuhkan usaha, maka expresi terdepan adalah mungkin bisa disebut dengan Marketing gak Penting. Kenapa bisa begitu, dan apa dasarnya penilaian tersebut. Dalam cara berpikiri binary selalu ada pertentangan konsep antara marekting dan produk. Dimana begitu banyak tantanga dalam membiayai sebuah produk dan bisnis untuk bisa dikenal oleh publik. Selalu muncul pertanyaan, apakan produk dulu yang dibenahi dulu atau pemasaran yang didahulukan sebagai cara memenangkan pasar. Pendapat ini tentu datang dari berbagi alasan dan keyakinan. Bisa karena melihat pasar yang selalu memutuskan sekehendak hatinya, kadang tanpa ada investasi pada pemasaran. Dan produk itu sendiri tumbuh nyaris tanpa biaya. Lalu ketika ada satu produk jorjoran dengan biaya marketing mereka, malah tidak memperlihatkan hasil dan perubahan apa-apa. Bahkan dikenalpun tidak, apalagi digunakan. Menyederhanakan sesuatu adalah cara yang kurang tepat dalam memutuskan apakah sebuah produk layak atau tidak dikatergorikan dalam skema yang tidak dilandaskan pada metode yang tepat dan relevant.
Pentingnya Budaya Produk
Dari pengalaman penulis selama kurnag lebih dari 15 tahun terakhir bergelut dengan metode dan mekanisme pemasaran diruang publik. Sangat sulit memastikan tindakan dan intervensi pada pasar akan mengutungkan dan mengarah kemana. Mungkin dalam modeling bisa memberikan sedikit informasi masa depan. Tapi dalam faktanya bisa sangat meleset dari asumsi yang teresedia dipasar itu sendiri. Jika diperhatikan, saking rumitnya, sering pernyataan yang keluar adalah sebuah simplifikasi yang komplex dan sulit dinalar. Bahkan cenderung bertentangan ide pertama dan ide keduanya. Kenapa hal ini terjadi, hanya satu yang bisa menjelaskan, bahwa ada upaya penalaran yang mungkin saja tidak tuntas. Dan tidak cukup perlu dinalar, selain diterima sepenuhnya sebagai sebuah produk dan bisa saja benar. Jika secara terus menerus di tekankan dan cekoki keruang publik. Dan ini sudah terjadi dalam cerita populer startup selama ini. Karena dalam fase awal yang kita kenal. Seakan-akan startup adalah perusahaan rintisan yang mengutungkan. Bahkan dalam kenyataanya, hanya menyisakan kenangan bagi para pecinta ide ini.
Dalam tulisan pendek penulis ingin mengatakan bahwa, berbisnis sejatinya mengelola ombak dikala badai, dan akan selalu begitu. Air tenang belum tentu sebuah jawaban dari ketidak pastian yang kita hadapi. Badai tidak berarti guntur dan hujan serta angin. Sangat mungkin dari orang penghuni kapal.